bukan pula putih
kamu terlalu absurt
terlalu sulit ditebak
karnamu dada terasa sesak karna merindu
mencintaimu seupama bertanya pada malam
bagaimana sinar mentari ,
seperti aku aku yang begitu lelah akan cintamu,
dari kejauhan ku belai rautmu ,
seakan terdengar bodoh ,
manakala ku pejamkan mata ,
kemudian kulukis wajahmu dalam angan
dan bisingnya angin malam
bahkan tak bisa hilangkan bias celotehmu dari anganku ,
jika kamu berfikir aku akan menyerah karna sikapmu
maaf kamu salah ,
karna aku bukan seorang pecundang ,
yang kalah bahka sebelum berperang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar