aku hendak berdiri ,
bertopang pada kaki yang kusadari mulai lunglai tak berarti ,
ingin ku kejar mentari berlarian diatas rerumputan yang tak goyah akan tapakan ,
hanya terdiam menyaksikan keheningan semesta ,
terpukau pada manusia kecil yang lahir dengan suara lantang tangisan ,
terbelalak pada manusia perkasa yang menatap penuh binar ,
mereka pun bertanya pada sang pencipta ,
untuk apa mereka dicipta ?
ku ingin tegar pada keadaan bahwa hidup akan berakhir oleh tangis bahkan setelah tawa ria ,
rumput yang tumbuh sepanjang jalan yang kutapaki,
membuatku melangkah keperbatasan,
dari kejauhan kudapati potongan peristiwa mengisi pikiranku ,
dimana kugambarkan pertemuan,peepisahan serta kematian ,
kulihat bayang dari kejauhan seolah melambaikan tangan seperti ucapan perpisahan ,
mengantarkanku pada kenangan akan harum rumput yang tumbuh,
Kupetik harum itu barangkali ada sisa embun
seperti sekumpulan burung yang terperangkap oleh arah angin yang liar begitu kuat menerjang ketika musim hujan datang seketika berganti badai ,
kesedihan hanya mampu membuat akal terluka tak berdaya,
lantas terimalah dia dengan keteguhan hati serta berdayakanlah akal tuk bebas dari belenggunya
segala alasan yang pernah membuatku tenggelam oleh air mata ialah alasan yang sama saat akuh mampu berdiri lebih kokoh saat ini ,
semua bermula dari sebuah keyakinan yang tak terkoyahkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar