Selasa, 05 September 2017

resah hati

malam apakabar gelapmu ,
masikah hening ?
masikah sunyi ?
aku resah malam ini ,
beri aku ruang bersama sepi ,
biar sunyi setubuhi hati yg sedih ,

tak ingin terus berlari ,
aku lelah dengan gelisah ini ,
tak tertahan oleh emosi ,
makin perih rasuki diri ,
maukah kau beri hangat ,
meski mungkin hanya sesaat ???

Jumat, 11 Agustus 2017

Hampa

ada kosong yang tak nampak ,
ada celah yang tak terisi ,
seolah setia pada sepi,
enggan beranjak dari sini ,
seperti pula aku ,
masih disini dengan bayang masa lalu yang seolah enggan sirna ,

hey semesta ,
apa kabar malammu ?
masikah setia pada gelap ?
dengan cerita kelam tentang perpisahan ,

wahai angin malam ,
sudikah kau menolongku ,
tuk tiupkan sedikit saja rasa rindu yang kian menumpuk dipelupuk kalbu ,
sampaikan pada dirinya yang entah dipelosok bumi mana berada .
biarkan sedikit saja rindu ini berlabuh dengan tenang.a pada dia sosok yang selalu kurindukan .

ada sedih yang seolah samar ,
tak dapat kulukis dengan jelas  tuk dapat kuceritakan pada dunia .
kisah tentang aku dan dia ,
kisah yang tak berujung ,
masih setia menemaniku dalam kehampaan yang seolah abadi .

Selasa, 18 Juli 2017

kenangan

mengenai kepergianmu ,
sekarang aku mulai biasa menikmati kebiasaanku saat senja ,
ditemani lembutnya semilir angin sore dan jingga.a matahari senja yang mulai
terbenam diupuk barat ,

kuseruput coklat hangat ,
yang kini seolah tak lagi terasa manis seperti dahulu ,
saat kala kau masih disisiku ,

semenjak kepergianmu ,
kini mulai kulatih bibirku ,
tuk kembangkan senyum diwajahku ,
karena kupercaya nanti ,
tawaku akan membaik ,
jika bergumam dengan malam ,
dan menutupi kisah yang semwntara kelam ,
seiring berjalannya sang waktu ,
hanya bias kenangan yang tersisa diangan .

Jumat, 02 Juni 2017

penantian panjang

aku selalu mencari ,
namun terus terhenti ,
selalu mencoba lupakan ,
namun masih saja teringat ,
janji yang terucap ,
ribuan doa yang kita panjatkan ,
meski hanya tersirat tanpa sekalipun tersurat .

aku kehilangan arah tiap kali kucoba melangkah ,
mau apa dirimu ?
selalu saja halangiku dengan bias bayangmu ,
pilukuh mulai bercucuran ,
membasahi diri yang kian resah ,

seumpama bom waktu yang siap meledak ,
seumpama merapi yang kian meletus ,
seumpama air mendidih yang kian meluap
begitupun aku dengan penantian panjangku ,
yang tak kunjung temukan akhir .

kehadiran

aku pernah menjadi teduh bagi seseorang ,
menjadi apa yang pertama kali dicari saat ia kuyup ,
basah akan derasnya hujan ,
saat ia tak mampu menahan piluh akan teriknya sang matahari ,

aku pernah menjadi teduh ,
sebelum aku dipaksa berubah ,melebur jadi satu dalam tetes hujan
yang jatuh dan terus jatuh
berulang kali ,lagi dan lagi ,

seumpama kata yang tersusun rapih ,
seindah apapun huruf yang tertulis ,
mungkinkah ia tetap bermakna meski tanpa jeda ?
dapatkah ia dimengerti jika tanpa spasi ?

bukankah kita baru dapat bergerak  bila ada jarak ?
dan dapat saling menyayang jika ada ruang ,
biarkan aku mencintaimu dengan caraku ,
dalam diam yang kusemayamkan bersama seaksara doa ,
memelukmu dalam alunan bait bait doa yang kulantunkan malam ini ,
dan menjagamu lewat kepasrahanku akan tangan tuhan ,

kemerlap malam

aku suka langit malam ,
tenang ,menawarkan sejuta cahaya ,
seolah tidak ingin beranjak dari keindahan sang pencipta ,
dan aku ingin selalu seperti ini ,

langit malam yang selalu menenangkan ,
menjanjikan jutaan kilauan kemerlap bintang ,
membuat nyaman aku yang menikmatinya ,
namun bagiku langit malam terlalu jauh ,
terlalu indah ,membuatku tersadar bahwa ,
terlalu sulit bagiku tuk meraih kemerlap kilaunya ,

kusimpan inginku dalam angan ,
kukubur kagumku dalam benak ,
agar aku tak terlalu memuji ,memuja ,
karna takut akan kecewa

Kamis, 01 Juni 2017

antara kamu juga sepi

Kalimat-kalimat patah ditengah,
diantara datang ombak dan tepi yang hancur,
diantara karang dan sisa buih buih ,
mengisahkanmu pada setiap jejak yang tak tuntas.
secangkir kopi yang tak lagi panas namun masih terasa nikmat ,
tak sama dengan serpihan kenangan yang tersisa ,
Secangkir kopi yang tumpah ke kemeja,
bercak sejarah yang belum usai terbaca berkali-kali,
waktu demi waktu berlalu,ingatan menjahit lukanya,

menggambar garis bibirmu yang masih tertahan di ingatan,
sapu tangan yang tertinggal didalam saku celanaku,
masih menyimpan khas aromamu
`
Cermin-cermin yang terbelah,telah dihadapkan pada yang kosong,

ada perjumpaan sepanjang lorong panjang yang saling memantul,
memanggil-manggil,
nyaris tak terdengar untuk mengawali retaknya sunyi bunyi-bunyi,
dimana kau dan aku mungkin adalah jemari yang saling lirih menyentuh sepi,
meninggalkan lamunan sunyi

Senin, 29 Mei 2017

penantian

ada resah menggila di dada ,
bergejolak seperti gairah kaula muda ,
tak terbendung oleh hati yang kian rikuh ,
iyah adalah sepi ,

ketika gelisah menghujam nestapa ,
tetes piluh yang penuh pengharapan ,
kian menetes tak terbantahkan ,
mengapa seakan enggan ,
padahal malu akan kenyataan ,

wajah wajah angkuh itu kian membusungkan dada ,
lirikkan tajam seakan membunuhku di ujung pengharapan ,

aku menatap pada kosong diujung sana ,
seakan menanti jawab dari sebuah pengharapan ,
namun sekelebat bayangpun tak kunjung kutemukan .

Minggu, 14 Mei 2017

tempat pulang

Jika dia ingin hilang,
biarkan saja dia hilang.
Jika baginya kepergian adalah petualang,
lepaskan saja langkahnya menjadi kenang.
Sebab, hati yang untukmu akan tetap bersarang di dadamu.
Sejauh apa pun ia berlari,
padamu ia akan pulang dan mati.
Namun jika dia tidak disatukan takdir denganmu,
meski kau peluk tubuhnya,
kau rasuki raganya,
akan tetap ada hal yang tak akan tersentuh pada hatinya .

Jumat, 05 Mei 2017

P E R T E M U A N

aku tak akan tau kapan akan bertemu seseorang ,
dan seluruh hidupku tiba tiba berjalan diluar rencana ,
segala hal tentangmu  perlahan menjadi permulaan awal yang baik ,

andai saja aku bisa melihat masa depan ,
dan bagaimana akhir dari semua ini ,
yakinku apapun itu ,
akan lebih baik daripada sekarang ,

cukup menggenggam erat tangamu saja ,
membuatku melupakan kemana arahku menuju ,
ketempat yang tidak di huni siapapun ,
ketempat yang tidak dikenal siapapun ,
bersamamu...

bagaimana bisa aku membedakan mimpi dan kenyataan ,
jika kau kerap hadir dikedua.a ,

ketika saatnya aku tertidur dalam ke abadian ,
aku berharap senyum itu masih tetap menemaniku ,
aku berharap tidak terbangun jika ini hanya sebuah mimpi ,
dan aku berharap ketika terbangun ,
seseorang  berdiri tepat dihadapanku ,
kau lihat ?
itu adalah kamu

diujung jalan yang panjang ini ,
akankah kutemukan siapa dirimu sebenarnya ?!
diakhir cerita yang kutulis bersamamu ,
akankah masih ada namamu ?!

KEHILANGAN

takdir yang bergulir ,
petremuan singkat ,
fantasi tak berujung ,
semua seakan sirnah ,

mulai hari ini tinggal kenangan ,
mulai esok aku sendirian ,
tidak ada lagi yang dapat dibicarakan ,
baik masa depan ataupun masa lalu ,
semenjak kau tidak ada ,

tidak ada lagi makna kehidupan ,
karena hati dan jiwaku sudah terjatuh semakin dalam ,
semakin gelap ,
semakin jauh ,
ditempat yang tak seharusnya ,
yang tidak semestinya,
semua kelabu ,
separuh warna hidupku hilang dalam kekosongan ,

M I M P I

mimpi adalah bagian dari hidup ,
dan kamu adalah bagian terbaik dari mimpiku ,
sebaik apapun mimpi itu ,
sadarkah bahwa itu hanyalah sebatas mimpi ,
berawal dari mimpi tak berarti ,
menjadi angan angan yang menusuk hati,

semakin aku berharap untuk kebahagiaan yang sama ,
semakin dalam pula aku menyimpan luka dalam hati ,

kamu yang kumimpikan setiap malam,
memberikanku perasaan hangat ,
layaknya matahari dimusim semi ,
perasaan yang tak pernah kurasakan sebelumnya ,

seperti sebuah fantasi lunatik ,
dimana aku hidup di dalamnya ,
aku berantakan ,kacau ,
aku bebas tak terarah ,

takdir yang bergulir ,
pertemuan singkat ,
fantasi tak berujung ,
percayalah semua itu ,
ketika dunia mulai gila ,
aku berharap diriku kuat ,
karena dunia tidak pernah berhenti berputar ,
baik nyata maupun tidak ,

Minggu, 30 April 2017

KEPUTUSAN

burung sebuah sarang ,
laba laba sebuah jaring ,
manusia sebuah ikatan,

hidup adalah sebuah pilihan ,
lurus ataupun berliku ,
baik ataupun buruk ,
hitam ataupun putih ,
mencintai atau melupakan ,

bunga dikananmu ,
debu bintang kirimu ,
langit berwarna warni dan bulan tersenyum ,
pada hari dimana kita berjumpa lagi ,

bunga dikananmu ,
debu bintang dikirimu ,
seakan perlahan memudar,
beritahu aku ,
bagaimana bisa aku tertawa dalam sepi ,

melihat dunia sekarang ,
dan bagaimana semuanya telah berubah ,
aku tidak tahu apa yang harus kukatakan ,
ketika bertatapan denganmu ,

terkadang tidak mengetahui kebaikan terasa lebih baik ,
hanya melankolis yang kurasakan ,
ketika tersadar oleh kenyataan ,

Jumat, 03 Maret 2017

bait puisi

Aku ingin sebait puisi yang sempurna, yang kautulis di bawah bayang-bayang lampu pijar yang meredup.
Kau lukiskan semua latar secara detail laksana setitik noktah yang berpendar di landasan putih.

Aku ingin sebait puisi yang sempurna, yang kautulis di bawah atap rumah-rumah yang melapuk papannya di telan musim, Puisi yang kau tulis seperti menenun sebentang kain dengan benang yang kautarik dari palung jiwamu.

Aku ingin sebait puisi yang tergerai di rambutmu, terkibar di terpa angin musim gugur. Agar jelas setiap inci citraan yang kaulukiskan.

Aku ingin sebait puisi yang kautulis hanya untukku, dengan tinta air mata, seiring patahan hujan yang merayapi ujung penamu.
Aku ingin sebait sempurna dari puisimu,
Namun kali ini cukuplah senyummu  melengkung di mata senja yang berpendar

kembali

aku ingin kembali ke tubuhmu
bebas dari kata dusta
atau sekumpulan mantra
paling purba
sebab kau tahu,
tubuhmu tempatku bermula
segala pintu ada di sana ,
setapak jalan menantiku kembali
sebagai anak hilang tak tentu arah

di tubuhmu pula
kubuat sajakku
sebagai rumah paling rindang,
sebagai kumpulan sebuah kenangan
diaman mereka akan berpulang

Sebuah pelukan

Sebuah pelukan
Seperti jembatan yang gemetar
Antara sejarah dan kenangan.
Antara getar api di dalam
Dan gaung kebisuan

Sebuah pelukan
Menulis segala yang tak dicatat matahari,
Adalah semburan dari kata-kata
Tersirat seluruh arah dan cinta manusia

Sebuah pelukan
Mengubah kata menjadi tubuh,
Tubuh menjadi alam
Dan alam menjadi bayang-bayang.

Sebuah pelukan
Menghimpun cakrawala dan laut
kemudian sang waktu lenyap menjadi buih-buihnya.

Sebuah pelukan
Seperti hujan di telapak tangan
Menghapus seluruh bentang jalan
juga akar Puisi dan api
seperti debu yang merindukan angin

Atau mungkin awan, awan yang lewat…
namun ternayata bukan,
Sebuah pelukan
Adalah inti air mata
yang merindukan kepastian

Jumat, 17 Februari 2017

syair rindu

dan ketika gerimis senja tadi
aku sudah titipkan rindu ,
bersama sepucuk doa ,
lalu kapan kamu pulang ?
berikan teduh akan penantian ,
tenangkan hati dari kegelisahan ,

aku ingin tersesat dihatimu ,
hati yang debarkan rindu ,
dipenuhi benih benih cinta ,
meski kian dalam namun tak berujung ,

aku pasrah pada merindumu ,
hingga tiap malam kian berlalu ,
dengan segala kegundahanku ,
lantas sampai kapan kamu akan berhenti ?
teror aku dengan rasa sepi ?

kuterus hanya bisa ratapi
malam pedih tanpa kekasih ,
begitulah akhir dari penantian rindu yang penuh kegelisahan ,

 

Kamis, 16 Februari 2017

MalaM

aku takut pada gelap
yang bertahta akan kelam ,
sunyi sepi kian membunuh
menjalar kelubuk hati

semua sinar perlahan bias
kemudian hilang ,
seakan lari bersembunyi ,

kemana aku harus berlari ,
tak terarah tanpa tuju
kuberteriak kemudian hanya gema yang terdengar
sejenak kuterdiam tak terpekik

biarkan aku sejenak rebah istirahat dan
lelap dalam malam yang kian hening