Aku ingin sebait puisi yang sempurna, yang kautulis di bawah bayang-bayang lampu pijar yang meredup.
Kau lukiskan semua latar secara detail laksana setitik noktah yang berpendar di landasan putih.
Aku ingin sebait puisi yang sempurna, yang kautulis di bawah atap rumah-rumah yang melapuk papannya di telan musim, Puisi yang kau tulis seperti menenun sebentang kain dengan benang yang kautarik dari palung jiwamu.
Aku ingin sebait puisi yang tergerai di rambutmu, terkibar di terpa angin musim gugur. Agar jelas setiap inci citraan yang kaulukiskan.
Aku ingin sebait puisi yang kautulis hanya untukku, dengan tinta air mata, seiring patahan hujan yang merayapi ujung penamu.
Aku ingin sebait sempurna dari puisimu,
Namun kali ini cukuplah senyummu melengkung di mata senja yang berpendar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar