Jumat, 02 Juni 2017
penantian panjang
namun terus terhenti ,
selalu mencoba lupakan ,
namun masih saja teringat ,
janji yang terucap ,
ribuan doa yang kita panjatkan ,
meski hanya tersirat tanpa sekalipun tersurat .
aku kehilangan arah tiap kali kucoba melangkah ,
mau apa dirimu ?
selalu saja halangiku dengan bias bayangmu ,
pilukuh mulai bercucuran ,
membasahi diri yang kian resah ,
seumpama bom waktu yang siap meledak ,
seumpama merapi yang kian meletus ,
seumpama air mendidih yang kian meluap
begitupun aku dengan penantian panjangku ,
yang tak kunjung temukan akhir .
kehadiran
menjadi apa yang pertama kali dicari saat ia kuyup ,
basah akan derasnya hujan ,
saat ia tak mampu menahan piluh akan teriknya sang matahari ,
sebelum aku dipaksa berubah ,melebur jadi satu dalam tetes hujan
yang jatuh dan terus jatuh
berulang kali ,lagi dan lagi ,
seindah apapun huruf yang tertulis ,
mungkinkah ia tetap bermakna meski tanpa jeda ?
dapatkah ia dimengerti jika tanpa spasi ?
dan dapat saling menyayang jika ada ruang ,
dalam diam yang kusemayamkan bersama seaksara doa ,
memelukmu dalam alunan bait bait doa yang kulantunkan malam ini ,
dan menjagamu lewat kepasrahanku akan tangan tuhan ,
kemerlap malam
aku suka langit malam ,
tenang ,menawarkan sejuta cahaya ,
seolah tidak ingin beranjak dari keindahan sang pencipta ,
dan aku ingin selalu seperti ini ,
langit malam yang selalu menenangkan ,
menjanjikan jutaan kilauan kemerlap bintang ,
membuat nyaman aku yang menikmatinya ,
namun bagiku langit malam terlalu jauh ,
terlalu indah ,membuatku tersadar bahwa ,
terlalu sulit bagiku tuk meraih kemerlap kilaunya ,
kusimpan inginku dalam angan ,
kukubur kagumku dalam benak ,
agar aku tak terlalu memuji ,memuja ,
karna takut akan kecewa
Kamis, 01 Juni 2017
antara kamu juga sepi
Kalimat-kalimat patah ditengah,
diantara datang ombak dan tepi yang hancur,
diantara karang dan sisa buih buih ,
mengisahkanmu pada setiap jejak yang tak tuntas.
secangkir kopi yang tak lagi panas namun masih terasa nikmat ,
tak sama dengan serpihan kenangan yang tersisa ,
Secangkir kopi yang tumpah ke kemeja,
bercak sejarah yang belum usai terbaca berkali-kali,
waktu demi waktu berlalu,ingatan menjahit lukanya,
menggambar garis bibirmu yang masih tertahan di ingatan,
sapu tangan yang tertinggal didalam saku celanaku,
masih menyimpan khas aromamu
`
Cermin-cermin yang terbelah,telah dihadapkan pada yang kosong,
ada perjumpaan sepanjang lorong panjang yang saling memantul,
memanggil-manggil,
nyaris tak terdengar untuk mengawali retaknya sunyi bunyi-bunyi,
dimana kau dan aku mungkin adalah jemari yang saling lirih menyentuh sepi,
meninggalkan lamunan sunyi